Sabtu, 25 April 2015

SIFAT-SIFAT MOLEKUL

1. Panjang Ikatan

Tergantung pada ukuran atom order ikatan (tunggal rangkap duaatom, order ikatan (tunggal, rangkap dua, rangkap tiga), dan hibridisasi.
Jadi, panjang ikatan tunggal > rangkap dua > rangkap tiga.
Jadi, panjang ikatan sedikit lebih pendek
dengan meningkatnya karakter s pada C.

2. Kekuatan Ikatan dan Energi Dissosiasi Molekul

Energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan secara homolitik menjadi radikal tak bermuatan.
Kekuatan ikatan (bond strength   bond energy = E): energi suatu jenis ikatan → rata‐rata data pengukuran berbagai jenis molekul pengukuran berbagai jenis molekul. Contoh :
Energi dissosiasi ikatan (Bond Dissociation  Energies = D): energi ikatan suatu molekulEnergies = D): energi ikatan suatu molekul tertentu → tergantung struktur molekulnya.

3. Keasaman Molekul-Molekul Organik

1. Teori Brønsted−Lowry
Asam : donor proton (ion H+)
Basa : akseptor proton
Asam kuat:  kecenderungan memberikan protonnya tinggi.
Basa kuat: kecenderungan menerima proton tinggi.
Kekuatan asam‐basa →  Ka (=tetapan keasaman = tetapan ionisasi asam).
Asam kuat (basa lemah): nilai Ka besar
Asam lemah (basa kuat): nilai Ka kecil

Basa konjugasi suatu asam kuat adalah suatu basa lemah, dan basa konjugasi suatu asam lemah adalah suatu basa kuatlemah adalah suatu basa kuat. 
Dalam satu golongan, keasaman meningkat dari atas ke bawah. Contoh :
→ efektivitas overlap antara orbital 1s pada H  dengan orbital unsur makin berkurang dengandengan orbital unsur makin berkurang dengan makin besarnya ukuran unsur
→ efektivitas overlap makin rendah, ikatan makin lemah

Dalam satu periode, keasaman meningkat dari kiri ke kanan. Contoh: 

H−C < H−N < H−O < H−F 

→ elektronegativitas unsur meningkat dari kiri elektronegativitas unsur meningkat dari kiri
ke kanan. Senyawa netral kurang bersifat asam dibandingkan senyawa yang serupa tetapi bermuatan. 

Meningkatnya karakter s pada orbital hybrid → tingkat energi makin rendah → elektron makin tingkat energi makin rendah → elektron makin  dekat dengan inti → atom makin bersifat elektronegatif

• Efek induktif 
Contoh:

CH3CH3 dan CH3CH2F

Kemudahan lepas: H < H < H
karena ikatan CC nonpolar; ikatan C – C polar  C (berikatan dengan F)lebih positif daripada

Ikatan C –C polar → efek induktif  Efek induktif makin lemah dengan makin  jauhnya jarak dari substituen (F pada contoh di atas).

4. Gaya-Gaya Intermolekuler

Gaya dipole‐dipole
Gaya tarik menarik antara ujung yang positif dari suatu molekul polar dengan ujung yang  negatif dari molekul polar yang lain negatif dari molekul polar yang lain. Contoh :
Ikatan hidrogen:
gaya dipole‐dipole yang sangat kuat antara  atom H yang terikat pada atom yang sangat elektronegatif dan kecil (F, O, N) dengan pasangan elektron bebas pada atom yang sangat elektronegatif dan kecil yang lain. Contoh :

Gaya van der Waals (gaya London = gaya dispersi
gaya tarik menarik yang timbul sebagai akibat adanya kepolaran sesaat pada senyawa ‐ senyawa non polar.
→ polarizability makin besar, gaya van derpolarizability makin besar, gaya van der Waals makin besar.

Atom yang ukurannya lebih kecil, polarizabiltynya lebih rendah karena elektron valensinya lebih dekat ke inti atom. Contoh:

F < Cl < Br < IContoh: F < Cl < Br < I

Atom yang mempunyai pasangan elektron  bebas lebih polarizable dibandingkan yang tidak. Contoh: Halogen substituen > gugus alkil yang ukurannya sebanding.
→ Makin besar luas permukaan molekul,  makin besar gaya van der Waals.


KIMIA ITU ASIK COY
INSYAALLAH BERMANFAAT

MUH. FAJRI RAMADHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar